Kamis, 02 Desember 2010

(Fanfic) Hikaru's First Drunky Day

Lagi asik browsing,ketemu fanfic tentang ulang tahun Yaotome Hikaru
Wah,pas banget
Sekarang kan ulang tahunnya Hikka
Oke,ini dia fanfic-nya


Hikaru's First Drunky Day



Title : Hikaru’s First Drunky Day!
Genre: Comedy garing
Rating : T, mungkin? Ah, udah T aja ya!
Cast: Yaotome Hikaru, Yabu Kota, Inoo Kei, Takaki Yuya dan member HSJ lain yang terikut serta dengan cuma-cuma. XD



Hikaru’s First Drunky Day



Tahun 2010. Tahun dimana beberapa teman di grupnya bertambah umur menjadi dua puluh tahun—umur dimana mereka sudah dianggap dewasa, umur mereka terlepas dari fase remaja. Dari Yabu—orang yang paling dekat dengannya—kemudian disusul Takaki, dan kemudian Inoo pun menyusul. Well, satu yang pasti bisa diingat ketika seseorang di Jepang berumur dua puluh tahun—mereka diperbolehkan untuk meminum alkohol.

Ya, dan hal itu kerap kali membuat Hikaru sedikit cemburu hati ketika ketiga temannya tersebut suatu hari memilih pergi bersama seusai latihan, menuju sebuah bar dan menghabiskan malam dengan minum-minum bersama. Sementara Hikaru? Ia hanya bisa menengguk ludahnya, menanti saat dimana ia bisa ikut minum-minum bersama mereka semua.



***



Dua hari lagi. Ya, dua hari lagi tepat dimana seorang Yaotome Hikaru akan genap bertambah umur, menuju sebuah umur awal mula kedewasaan yaitu umur dua puluh tahun. Tepat tanggal 2 Desember 2010, FYI. Yah, dan di hari-hari menuju umurnya ke dua puluh, lagi-lagi ia dicoba dan dibuat cemburu oleh ketiga temannya yang kini tertawa-tawa ria tak jelas, bersiap-siap menuju sebuah tempat di kawasan Shibuya, bar. Untuk apa ke bar? Siapapun tahu kalau kita ke bar bukan untuk minum susu, teh hangat, kopi susu, apalagi jus tomat OHOKbawabawasifatcharagwOHOK . Siapapun pasti tahu kalau ke bar pastinya untuk meminum minuman beralkohol—entah wine, whisky, vodka, gin, atau apapun itu terserah.

Dan, ditengah persiapan ketiga temannya tersebut, si gigi gingsul kini tengah pundung dengan sempurna, duduk ala L di manga Death Note, sambil korek-korek hidung (karena ga ada tanah yang bisa dikorek)—sambil sesekali melirik-lirik ketiga temannya yang tertawa-tawa sejak tadi.

Melihat kelakuan sahabatnya yang satu itu, sambil menenteng tas kecil di pundaknya, Yabu pun berjalan mendekati Hikaru yang sedang pundung mode on dan menepuk pundaknya pelan.

“Ne, Hikaru. Jangan pundung gitu dong~! Kamu kan bentar lagi uda dua puluh. Masa kamu kalah ama Daiki. Daiki aja ga pundung kayak kamu~ Sabar dong, jugaan tinggal dua hari lagi aja,” ujar Yabu berusaha menghibur Hikaru.

“Hmm, aku ngga pundung kok,” ujar Hikaru manyun-manyum ala anak kecil yang ngga dibelikan mainan. Siapapun tahu kalau Hikaru bohong. Ck, entahlah Hikaru itu sebenarnya tidak pandai berbohong atau memang bego.

“He-He! Senyum dong! Yasudah, dua hari lagi sepulang latihan, kita berempat rayakan ulang tahunmu di bar! Bagaimana?” ujar Yabu berusaha membujuk Hikaru.

“EH?!?! CURAAANGG!! KENAPA KALIAN BEREMPAT AJAAAA?!?!” ujar suatu suara antah berantah darimana—tenang, itu bukan suara gaib!—berteriak keras memprotes ketidakadilan pembagian THR peserta perayaan ulang tahun Hikaru tersebut.

Empat pasang mata—kalau mau ditambah lebih banyak boleh, kali-kali aja di Jimusho banyak makhluk halus gentayangan—memandang ke arah suara tersebut. Dan… jajyaan~! Uwa meccha pompom ittai!!!, oh, ternyata itu suara si Chibi Chinen Yuri, yang chibi-chibi ternyata umurnya sudah tujuh belas tahun saudara-saudara!

“Ehm!” satu deheman keras membahana maha dahsyat di ruangan tersebut, bersamaan dengan satu pasang kaki melangkah beriringan bersama menuju si chibi Chinen Yuri tersebut.

“Chii-chan~” ujar Takaki dengan suara yang agak diimut-imutkan tapi ga imut dan seakan lupa akan umurnya yang kini sudah dua puluh tahun—dua puluh satu tahun bulan Maret tahun depan. *author digorok massal*

“Chii kan masih kecil—ehem—oke, masih tujuh belas tahun, maaf,” ujar Takaki yang buru-buru mengganti kata ‘kecil’nya dengan ‘tujuh belas tahun’ karena satu death glare gratis-cuma-cuma-ngga-pake-bohong-bukan-promosi-kalau-mau-satu-lagi-diskon-lima-puluh-persen dari Chinen Yuri. “Yah, kita milih ngerayain di bar kan buat nyenengin Hikaru-kun yang selalu iri liat kita pergi minum-minum bareng…”

“So?” kata Chinen sedikit ketus.

“Err—Ah! Yasudah, bagaimana kalau siang atau sorenya kita rayakan disini?” ujar Inoo menengahi—sebelum auradevil milik Chinen keluar dan datang menggelegar bagaikan petir yang menyambar.

Dan, benar saja! Satu kata-kata ampuh dari seorang Inoo Kei yang ganteng nan mempesona, wajah penuh kesal Chinen kini berubah menjadi satu senyuman lebar ala manusia terimut, terkawaii, termanis di antara member JUMP yang mampu membuat para fangirl berteriak histeris karenanya.

Oke, satu masalah selesai.

“Oke, kami pergi dulu ya, Hikaru! Persiapkan saja dirimu untuk minum-minum dua hari lagi! Hahhaa!” ujar Yabu tertawa. Takaki, Yabu dan Inoo pun akhirnya pergi keluar dari Jimusho menuju bar dimana mereka akan minum-minum, sementara Hikaru pun akhirnya lepas dari mode L dan melangkahkan kakinya keluar dari tempat tersebut. Kemana? Pulanglah! Hikaru bukan orang yang rela menggantikan tugas satpam menjaga Jimusho, asal kau tahu!

Oh iya! Ada yang bertanya dimana Daiki? Ah, sepertinya tidak ada. Tapi authornya pengen ngasih tau juga sih walaupun sepertinya juga ngga penting. Daiki sudah ngebo di rumahnya aka tidur sambil meluk guling tweety kesayangannya. (?) Ohohohoho!



***



Satu detik, dua detik, tiga detik, empat detik, tiga ribu enam ratus detik, tiga ribu enam ratus detik dikali dua (silakan hitung sendiri berapa karena authornya males ngeluarin kalkulator)—akhirnya hari yang dinanti pun datangtak dijemput pulang tak diantar.

“OTANJOUBI OMEDETOU!!!” seru kesembilan anak JUMP—minus Hikaru tentu saja, karena dia yang berulang tahun—berteriak keras sambil mengangkat tinggi-tinggi gelas berisi es tes manis milik mereka.

“Yey, Hikaru-kun sudah dua puluh tahun sekarang!” ujar Yuto tertawa girang, sementara yang dijadikan topik pembicaraan hanya nyengar-nyengir tak jelas karena malu.

“Hehe, kau sudah dua puluh tahun ya, Hikaru-kun!” ujar Daiki datang dengan cengiran tak kalah lebar sambil menepuk pundak Hikaru. “Aah, tahun depan aku juga dua puluh tahun. Duh, rasanya aku masih tetap ingin jadi anak umur lima belas tahun deh.” *Curhatan author*

“Hahaha! Hikaru-kun sudah dewasa sekarang! Semoga sifatnya juga semakin dewasa! Hahahaa!” ujar Yamada sambil tertawa.

“Sudah, sudah! Ayo makan dulu cakenya! Nanti keburu habis duluan loh!” kata Yabu mengajak semuanya. Dan dengan segera mereka semua menurut dengan apa yang dikatakan Yabu. Satu persatu bagian kue tersebut pun dipotong dan dalam waktu singkat, kue tersebut sudah ludes tak bersisa bahkan alas tempat kue tersebut pun lenyap menjadi bahan santapan salah satu dari mereka—ehem, bercanda doang ah!

“Ah~ Aku kenyang~!!!” teriak salah satu dari mereka sambil memegangi perutnya. Sementara mereka menunggu makanan yang ada diperut mereka turun, mereka pun kembali tertawa-tawa seperti biasanya.



***



Tik tok.

Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Ehem! Tak disangka waktu sudah berjalan cukup lama rupanya! Satu persatu eksistensi member JUMP sudah menghilang—sejak satu jam yang lalu, FYI—menyisakan empat eksistensi yang tertua diantara mereka semua. Empat lelaki yang semuanya memiliki tinggi diatas seratus tujuh puluh centimeter ini kini mulai bersiap-siap membereskan barang-barang mereka menuju tempat selanjutnya.

Kemana?

Tentu saja bukan kuburan—terserah mau kuburan Islam, Kristen, Cina atau apapun itu, karena mereka tidak sesuperhero itu dengan nekat berburu hantu—dan tentu juga bukan ke WC—karena pada dasarnya mereka sedang tidak kebelet buang air kecil, sedang, besar maupun ekstra besar aka XL (bukan nama provider-red). Tidak ingat mereka mau kemana? Oke silakan scroll fanfic ini dan baca dari awal, maka anda akan tahu kemana tempat yang akan mereka tuju.

Kemana lagi?

Ke bar, tentu saja. Sesuai janji dua hari silam. Dan detik ini, menit ini, jam ini, hari ini, Hikaru akan memulai merasakan satu kenikmatan duniawi baru yang baru bisa dirasakannya saat berumur dua puluh tahun seperti saat ini—alkohol. Ohohoho!

Langkah kaki mereka berempat pun melangkah pasti dan seirama menyusuri jalanan kota Tokyo yang mulai sepi karena malam yang semakin larut. Pelan-pelan kaki mereka pun melangkah sampai akhirnya sampailah empat pasang kaki tersebut pada depan sebuah bar kecil dengan tulisan “Gunyu Gunyu Bar” plus plus tambahan kata-kata di bawahnya “Diskon 50% spesial untuk hari ini!”

“OH WOW! Kita bisa minum yang banyak hari ini! Diskon 50% boo~!!!” ujar Inoo tersenyum senang. *menyebut kata ‘Diskon 50% entah kenapa jadi inget fanficnya Imel. LOL*

“Yes! Berarti aku bisa mencoba segala jenis minuman nih! Ufufufuu~” kata Takaki tertawa tak kalah senang.

“Yasudah, ayo kita masuk. Ayo, Hikaru!” Ajak Yabu sambil melambaikan tangannya ke arah tiga temannya tersebut. Mereka berempat pun akhirnya bersama-sama memasuki bar tersebut.

Baru sekali melangkahkan kakinya, Hikaru sudah merasakan hidungnya mencium bau-bau menyengat khas alkohol yang dikeluarkan oleh orang-orang di sekitarnya, tak luput juga bau asap rokok yang dihembuskan oleh beberapa orang yang merokok di ruangan tersebut. Hikaru berusaha menahan dan tak peduli, tetap mengikuti langkah ketiga temannya tadi. Sampai akhirnya mereka berempat pun berhenti di depan sebuah bartender.

“Bang, as always yah! Cocktail satu! Nanti kalo kurang saya nambah lagi kok!” ujar Inoo memanggil bartender tersebut.

“Bang, Bang! Lu kata gw Abang Bakso!” kata si bartender ganteng *yah silakan imajinasikan sendiri bagaimana gantengnya si Bartender, mau bayangin mirip Yamapi, Jin, Toma, Matsujun, terserah deh!* dengan wajah kesal.

“Oke, yang lain apa? Biar sekalian nih! Btw, bawa teman baru?”

“Ah, iya! Teman satu grup kami, baru berumur dua puluh hari ini, btw! Ah, aku vodka satu. Kau Takaki? Ah, iya Hikaru mau apa?” tanya Yabu pada kedua temannya tersebut.

“Ah, aku wine!” kata Takaki memesan minuman pada bartender tersebut.

“Err—aku tak tahu minuman keras itu jenisnya apa saja…” tanya Hikaru bingung.

“Ah, iya ya. Kau kan baru sekali ini minum. Yasudah, satu lagi vodka untuknya ya!” ujar Yabu pada bartender tersebut. Mereka pun memilih berjalan dan duduk di sebuah sofa yang tak jauh dari meja bartender tersebut.



***



“TAMBAH!!!” satu teriakan lantang keluar dari mulut seorang Inoo Kei yang kini sedang mabuk berat sambil mengacungkan tinggi gelas miliknya.

“AH! AKU JUGA!” teriak Takaki ikut mengangkat tinggi gelasnya. Takaki juga terlihat mabuk, tapi masih bisa dikatakan sadar dan tidak separah Inoo.

“AAH~ HABIS~!! AKU JUGA TAMBAH!” kata Yabu ikut mengacungkan gelasnya. Yabu masih sepenuhnya sadar, masih setengah mabuk. Yah, Yabu memang susah untuk mabuk sepertinya.

“AAA!!” teriak seseorang keras. Pandangan mata Inoo, Takaki dan Yabu langsung terarah pada orang tersebut.

“Hei, Yabu, Inoo, Takaki~” kata Hikaru mabuk. “Aku tampan kan? Aku keren kan? Aduh, aku memang paling keren sejagad raya! Hahahaa!” kata Hikaru tertawa dalam keadaan mabuk berat.

Krik, krik.

Diam sesaat memandang teman mereka yang satu itu. Sumpah, narsisnya bikin mau muntah! Melirik sejenak ke arah meja, jika diingat-ingat Hikaru baru menghabiskan dua gelas vodka sementara yang lain sudah menghabiskan lebih dari lima gelas.

Dan tiba-tiba saja, secara frontal Hikaru berjalan pergi dan berdiri di tengah-tengah orang yang ada di bar tersebut.

“HUAHAHAHAA! SEMUA LIHATLAH AKU! PANGERAN TERTAMPAN SEJAGAT RAYA, ORANG TERGANTENG, TERCAKEP, TERIMUT, TERMANIS, TERKEREN, LEBIH KEREN DARIPADA TAKIZAWA-KUN, YAMASHITA-KUN, MATSUMOTO-KUN, AKANISHI-KUN, DAN SEGALA LELAKI TERTAMPAN DI DUNIA INI! AKULAH YANG TERTAMPAN DAN TIADA YANG LEBIH TAMPAN DARI MAHA TAMPAN HIKARU-SAMA! HAHAHAHAA.”

Bengong. Cengo. Shock. Atau apalah itu kata-kata lainnya dalam bahasa lain, silakan cari sendiri di kamus atau di google translator, okay?

Inoo, Yabu dan Takaki yang mabuk tapi masih sadar itu hanya bisa terbengong dan memasang tampang .____. melihat kelakuan sahabat mereka. Sesekali mereka menggaruk belakang kepalanya, bingung memikirkan apa yang harus dilakukan untuk menghadapi orang mabuk yang super narsis yang kini ada di hadapan mereka.

“HAHAHA! SIAPA YANG INGIN TANDA TANGANKU?! FOTOKU?! KECUPAN MESRA DARI TUAN MAHA TAMPAN HIKARU-SAMA INI! HAHAHAA! SINI KEMARILAH! HAHAHAA.”

Inoo, Yabu dan Takaki saling toleh menoleh. Sambil kembali menengguk minuman alkohol mereka yang baru datang lagi, mereka bingung memikirkan apa yang harus diperbuat untuk menghadapi temannya yang satu itu. Sesekali beberapa pasang mata menatap mereka bertiga, membuat mereka bertiga malu bukan kepalang dan bingung harus melakukan apa lagi.

“Pura pura tidak kenal! Pura-pura tidak kenal!” kata Inoo menyembunyikan mukanya dan menganggap dirinya tak mengenali pria yang berkoar-koar sok narsis tersebut.

“Benar, benar! Aku tidak kenal! Aku tidak kenal!” ujar Takaki memalingkan mukanya, berlagak tidak mengenali pria tersebut.

“HAHAHA! AKU ADALAH PRIA TERTAMPAN DI DUNIA INI! AKU BISA MELAKUKAN APAPUN! MAU MELIHATKU DANCE?! AKAN KUTUNJUKKAN! HAHAHAHAHA!”

Hikaru kembali berteriak keras. Dan tiba-tiba saja ia mulai melakukan tarian-tarian—mending kalau keren—yang sayangnya aneh bin ajaib. Berputar-putar tak jelas, goyang pinggul kiri kanan ditambah goyang patah-patah dan goyang ngebor plus goyang gergaji, dan tiba-tiba mulai ngesot di lantai ala suster ngesot. Dan tiba-tiba pula ianyaris menjulurkan lidahnya ke lantai ala perannya sebagai Shuu di 3nen Bgumi Kinpachi Sensei—yang kemudian dengan sigap dicegah karena Yabu dengan cepat mengangkat tubuh Hikaru—dengan bantuan Takaki dan Inoo tentu saja, mengingat badan Yabu kerempeng kurus dan tak memungkinkan untuk mengangkat sendiri—dan menyeretnya keluar dari bar tersebut sebelum Hikaru membuat malu lebih parah lagi.

“AKU ADALAH YAOTOME HIKARU LELAKI TERTAMPAN, TERKEREN, TERGANTENG—hmmmpppphhh!!!” Inoo menutup mulut Hikaru sebelum Hikaru kembali mengeluarkan narsisnya yang gila lagi dan bersama yang lain terus berusaha menyeret Hikaru dan membawanya keluar dan mengantarnya pulang ke rumah.

“Bang Bartender, utang dulu ya! Lusa dibayar kok! Bye!” teriak Yabu pada bartender yang tadi membuatkan mereka minuman.

“SIALAN! LU KATA GW ABANG BAKSO, HEH?!” teriak sang bartender yang kesal (namun teriakannya tak tersampaikan karena empat orang tadi sudah keluar duluan).

Bar kembali normal. Yeah, normal seperti sebelum Hikaru tiba-tiba berteriak keras dan bernarsis ria di depan umum, tentu saja. Tapi harap diingat, sepertinya kejadian ini cukup untuk membawa Inoo, Yabu dan Takaki ke dalam jurang trauma yang mendalam. Sambil menyeret Hikaru, tak kunjung lupa mereka ucapkan dari dalam lubuk hati mereka yang paling dalam sedalam palung terdalam yang ada di dunia ini bahwa mereka dengan keras mengumpat lelaki yang sedang mereka seret saat ini. Oke, sepertinya kemabukan Hikaru sudah membuat imagedan citra mereka bertiga hancur berkeping-keping. Hohoho.



***



Latihan di jimusho berlalu dengan cepat. Satu persatu dari mereka pun mulai bersiap-siap pergi meninggalkan tempat tersebut, pulang ke rumah mereka masing-masing.

“Hei, Yabu, Takaki! Ayo minum-minum! Aku sedang stres nih!” ujar Inoo mengajak kedua temannya tersebut.

“Oke! Ayo! Aku ingin minum-minum juga nih!” kata Yabu dengan semangat.

“Hmm, ayolah!” jawab Takaki mengangguk.

“AKU IKUT JUGAAAA!!” teriak salah seorang dengan lantang sambil berlari slowmotion ala film India dengan begitu teramat sangat lebay ke arah mereka sambil memamerkan gigi gingsulnya.

Inoo, Yabu dan Takaki dengan reflek memasang tampang horror melihat Hikaru. Mereka saling bertatapan sesaat, membuat Hikaru menjadi bingung.

“DAME!” teriak Inoo, Yabu dan Takaki bersamaan, membentuk tanda silang dengan kedua tangannya.

“EH?!” tanya Hikaru bingung. “Aku kan sudah dua puluh tahun! Kenapa tidak boleh ikut?!” kata Hikaru memprotes.

“Karena kau hanya membuat malu! Yasudah, jya!” kata Yabu dengan cepat langsung berlari pergi meninggalkan Hikaru, disusul oleh Takaki dan Inoo.

“Aah~” ujar Hikaru bersedih. Ia pun kembali seperti saat awal cerita, pundung sambil duduk ala L-nya Death Note, sambil korek-korek hidung (karena tak ada tanah untuk dikorek), duduk di pojokan sambil mengeluarkan hawa hitam tak mengenakkan.

Oh, Hikaru~ Sepertinya nasibmu memang tak baik ya kali ini! Ohohoho!





cre : heibilangloncat.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


Glitter Text @ Glitterfy.com